Kamis, 15 April 2010

Sketsa Pilihan

PILIHAN HIDUP
Oleh : Ibrahim, SH


Pilihan gaya hidup dan takdir menentukan masa depan. Usaha, upaya, doa dilakukan untuk meraih cita-cita dan sukses. Gaya hidup santai membuang waktu, di era super moderen sekarang bukan zamannya lagi. Persaingan keras dan ketat, membiarkan diri nganggur akan mengubur masa depan. Makan gaji mengandalkan kemampuan, prestasi, menjadi jaminan masa depan, walau punya batasan takaran. Wiraswasta bidang apa saja suatu sikap pemberani mandiri berupaya meraih sukses.
Setiap pribadi tentu punya cita-cita dan harapan masa depan. Bakat cita-cita peran orang tua cukup dominan menatap masa depan. Bakat cita-cita dibarengi peran orang tua cukup dominan menatap masa depan. Kepedulian membina generasi muda penerus keturunan memerlukan waktu dan perhatian khusus. Terlambat berarti salah kaprah. Menatap masa depan di era ini penuh liku-liku. Problemnya kompleks, multi dimensi. Nasib mungkin ditentukan oleh takdir, retak tangan kata para normal. Namun dibalik itu nasib keberuntungan menjelma oleh niat , usaha, upaya, karya dan kemampuan yang dimiliki pribadi yang saling berbeda kondisi dan situasinya.

NGANGGUR

Di kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya, Medan dll, menarik selalu menjadi inceran kaum muda. Sepintas satu sisi kehidupan kota metro yang gemerlap penuh dengan kesenangan duniawi. Seakan hidup mewah, fasilitas, kesenangan material dimiliki orang kota. Wah wah kaum muda pendatang terpesona dengan dunia kota. Berduyun-duyun orang muda dari desa hijrah ke kota mengadu nasib penghidupan. Eksodus ke kota tak terbendung. Kaum muda tanpa pikir panjang mudik ke kota cari kerja. Daya tarik kota yang cantik, indah cukup menarik. Mereka lupa kehidupan kota yang keras dan kejam. Basa-basi, ramah tamah sulit ditemui. Hidup kota yang padat, hingar bingar seperti dikejar waktu. Cepat tepat, waktu itu uang. Keramahan ” jauh panggang dari api ”. Pendatang tidak mustahil mengalami nasib apess, NGANGGUR bertahan hidup dikawasan kumuh, kotor di emper-emper, kolong jembatan. Pinggir rel atau tumpukan sampah. Padahal membangun desanya lebih baik dikala diri masih perkasa. Bertumpuklah komunitas orang-orang NGANGGUR di kota menjadi sampah masyarakat. Nganggur, malas di era sekarang perlu dienyahkan jauh-jauh.

MAKAN GAJI

Makan gaji suatu pilihan gaya hidup. Jaminan hidup berkelanjutan sebagai daya tarik makan gaji. Walau gaji atau imbalan memiliki takaran terbatas, namun masih menjadi trend banyak peminatnya. Menjadi aparatur negara seperti PNS atau petugas keamanan (TNI-Polri) satpam menerima gaji atau upah berdasarkan ketentuan jabatan, pangkat, tingkat golongan. Pilihan hidup makan gaji lebih menjamin masa depan. Namun hidup makan gaji memang agak sulit diperoleh. Banyak tenaga kerja siap pakai yang ngaggur menimbulkan persaingan ketat dan tidak sehat. Untuk mencari kerja menjadi aparat sipil (PNS) atau aparat keamanan (TNI-Polri) tidaklah semudah membalik telapak tangan. Penuh persaingan ketat karena membludaknya peminat. Pilihan hidup makan gaji masih menjadi idola kaum muda pencari kerja. Makan gaji masih mendominasi kaum muda untuk mencari pekerjaan. Padahal kesempatan makan gaji serta tenaga kerja yang diperlukan sangat sedikit dan terbatas. Bekerja diperusahaan swasta, home industri, perkebunan, pertanian dan berbagai kegiatan wiraswasta lainnya menjadi rebutan para pencari kerja. Jadi staf ahli, karyawan, buruh dengan menerima upah sebagai makan gaji. Aktifitas swasta juga memiliki keterbatasan memakai tenaga kerja. Penghasilan yang diterima pekerja pas-pasan, ditakar. Namun tetap saja makan gaji jadi buruan pengangguran. Sasaran untuk makan gaji juga merambah hingga ke manca negara, untuk mengumpulkan Dollar, Ringgit, Real. Peminat cari kerja yang terus berjubel dengan beragam latar pendidikan dan keterampilan saling berpacu dalam persaingan ketat.

WIRASWASTA

Sementara komunitas masyarakat lebih memilih wiraswasta, berusaha secara mandiri. Lapangan wiraswasta sebagai kegiatan informal cakupnya sangat luas. Asal ada niat ada kemauan dan kemampuan. Berwiraswasta jadi petani perikanan, kebun, atau peternakan. Usaha dagang (bisnis) makan/minuman, salon, butik, angkutan (transportasi), bengkel, biro jasa dan sebagainya. Di areal wiraswasta terbuka lebar lapangan kerja, bagi diri atau orang lain. Kenapa harus NGANGGUR ???. Di setiap sisi nusantara ini penuh dengan sumber daya alam. Padang alang-alang, hutan, sungai, laut, flora dan fauna yang mengandung protein nabati dan hewani. Orang lain terkagum-kagum dengan alam kita yang penuh pesona. ” Zamrud Katulistiwa ” kata seniman. Wiraswasta jalan pintas menatap masa depan. Kesempatan masih luas. Mengapa harus bermalas-malasan, membuang waktu dan peluang. Dont Wait Untill Tomorrow, What You Can Do To Day .

Tidak ada komentar:

Posting Komentar