MENUNTUT ILMU DAN GUNANYA
Oleh : Rizal Syam
Ada dua kata atau kalimat yang sudah lama kita kenal yang berkaitan dengan pendidikan. Kewajiban menuntut ilmu baik bagi laki-laki maupun perempuan. Tuntutlah ilmu dari ayunan sampai ke liang kubur. Kalimat pendek itu di kalangan kaum muslimin sudah begitu akrab di setiap telinganya.
Kesadaran untuk menuntut ilmu disikapi oleh pemerintah dengan berbagai upaya. Mulai dari penyediaan bangunan yang diusahakan dengan segala kemampuan berdasarkan APBN dan APBD. Serta dilengkapi dengan undang-undang sistem pendidikan nasionalnya.
Dengan demikian diharapkan tak ada lagi anak bangsa yang tidak mengecap dunia pendidikan, pendidikan dasar enam tahun, sembilan dan dua belas tahun di masa-masa mendatang.
Dunia pendidikan akan menghasilkan produk anak didik yang siap menghadapi masa depan yang penuh tantangan. Dunia kerja yang paling banyak memerlukan tenaga siap pakai dan ahli dibidangnya.
Kalau kita perhatikan setiap iklan di koran dan majalah, banyak mereka memerlukan tenaga yang terampildna bahkan lebih diutamakan yang sudah berpengalaman.
Untuk menyahuti masalah itu pemerintah telah berupaya dengan Life Skill dan berbasis kompetensi, dalam dunia pendidikan kita. Sehingga out putnya bisa berperan di tengah-tengah masyarakat dan sekaligus akan jumlah pengangguran yang berpendidikan.
Dunia usaha dan dunia pendidikan sedang terkait erat satu sama lain. Bila salah satunya timpang maka akan berakibat keduanya mengalami sulit mencapai kemajuan.
Masa kini, dunia usaha sudah memasuki era globalisasi dengan mempergunakan tegnologi canggih. Dan memutus sekat-sekat keterbatasan antara satu negara dengan negara lainnya.
Hal demikian sudah merupakan kebutuhan yang tidak bisa ditawar-tawar lagi. Dan inilah tantangan yang paling berat yang dihadapi kedua dunia usaha dan pendidikan.
Kita tonton di televisi dan baca di koran-koran, bagaimana para pengusaha yang memproduksi bahan-bahan keperluan yang dianggap bisa menjadi idola. Barang ekspor dari mulai mainan sampai kepada barang kebutuhan untuk rumah tangga, sudah timbul persaingan yang agak mengkhawatirkan.
Gambaran sekilas itu menunjukkan betapa persaingan itu begitu sudah berada di depan mata. Dan sebagai negara yang maju mereka sudah menggunakan ilmu untuk kemajuan negara dan rakyatnya. Dan kesempatan kerja dapat menampung begitu banyak keluaran hasil pendidikan mereka.
Suatu hari Imam Ahmad Hambali membaca satu lembaran bertuliskan ” Aku melihat para manusia di zaman ini menuntut ilmu bukan untuk menambah ilmu tapi untuk membanggakan diri diantara sesama dan bakal untuk perselisihan dan berbantah-bantahan dari kitab adab asy Syariyah. (dikutip dari majalah Ar-Risalah-Agustus 2009)
Dan di salah satu televisi swasta, seorang pembawa acara menyebutkan ” pendidikan yang baik adalah yang mengajarkan kebaikan dan moralitas ”
Kedua kutipan tersebut di atas sengaja kita ambil untuk bahan pertimbangan. Sering kita melihat betapa orang-orang yang selama ini kita anggap orang pintar sekaligus berkualitas intelek, mereka berbantahan sesama mereka. Masing-masing mengunggulkan pribadi dan kelompoknya. Hal ini pasti mengundang rasa kurang simpati bagi orang yang melihat dan menonton adegan itu.
Kebaikan dan moralitas tidak tergambar sedikitpun, malah mereka bersikap bagai anak-anak. Saling mengejek dan menjatuhkan apa yang diutarakan oleh yang berseberangan dengan mereka.
Melihat hal ini siapa yang bisa disalahkan. Sistem pendidikan masa lalu atau mereka sudah terkontaminasi dengan kepentingan sepihak. Walau dengan topeng demi kepentingan rakyat dan negara.
Dari satu sisi, begitulah proses membuahkan suatu keputusan. Banyak hal yang timbul. Saling adu argumentasi dan pernyataan untuk menyatukan pendapat.
Demikianlah sekelumit dunia pendidikan dengan out put yang dihasilkan. Sementara masyarakat penuh harapan tertumpah pada dunia pendidikan yang bisa menghasilkan anak didik yang betul-betul bisa hidup mendiri kelak dan tidak sekedar sebagai pencari kerja. Tapi sebagai pencipta lapangan kerja sesuai dengan kompetensi dan Life Skill.
Sementara kebaikan dan moralitas menjadi acuan yang utama, sehingga bangsa ini menjadi lebih baik dan bermoral lebih tinggi, semoga !
SELAMATKAN AIR UNTUK TANGGULANGI KEMISKINAN
Oleh : dian astuti
SETIAP TANGGAL 22- MARET saban tahunnya diperingati sebagai Hari Air Sedunia, dan setiap makhluk hidup didunia ini pasti sangat membutuhkan air untuk kelanjutan hidupnya melakukan aktifitasnya sehari-hari, dan air dapat pula dimanfaatkan untuk berbagai kegiatan yang menunjang Pembangunan yang dilakukan suatu Bangsa tampa kecuali, sebaliknya air juga dapat mengacam kehidupan makhluk hidup bahkan akan membawa bencana sampai mendatangkan kematian.
Air kini tidak lagi menjadi masalah suatu Bangsa, melainkan sudah menjadi masalah Dunia seperti himbauan Sekertaris Jendral PBB Ban Kimoon kepada para pemimpin Dunia agar memastikan semua orang mempunyai peluang mendapatkan air minum yang aman, hal ini ditekankan Sekjen PBB itu karena semakin banyak orang meninggal dunia akibat air yang tidak bersih, dan jumlah korbannya lebih besar dibanding akibat perang. Air bersih menjadi barang sulit didapatkan dan akan bertambah sulit seiring dengan terjadinya ”perobahan iklim” hal ini disampaikan Ban Kimoon pada peringatan Hari Air Sedunia.
Katanya lagi, setiap hari jutaan ton sampah dan limbah industri serta limbah pertanian dibuang kedalam system perairan dunia, dan kalangan miskinlah yang pertama kali dan paling menderita akibat polusi, kekurangan air dan kurang sanitasi, dan berdasarkan laporan dari Program Lingkungan PBB diperkirakan 2 miliar ton air limbah dibuang setiap harinya sehingga meningkatkan penyebaran penyakit dan merusak ekosistem.
Sedikitnya 1,8 juta anak-anak usia dibawah umur lima tahun meninggal setiap tahunnya akibat penyakit yang disebarkan air atau satu orang dalam 20 detik, dan 50 persen tempat tidur rumah sakit didunia ini ditempati orang-orang yang menderita penyakit terkait air tercemar.
Achim Steiner, Direktur Eksekutif PBB mengingatkan jika limbah tidak ditangani dengan tepat berarti hal itu semakin banyak orang yang tewas akibat penyakit yang tersebar lewat air. Sementara Jan Eliasson Ketua Water Aid Swedia mengatakan jika ingin dunia maju pesat bantu planet ini untuk bertahan dengan 6 milyar penduduknya hingga jumlahnya lebih 9 milyar jiwa tahun 2050 nanti,jika perlu secara bersama-sama bertindak lebih cermat dan cerdas dalam mengolah limbah,termasuk air limbah.
Lepas 3000 bibit ikan.
Berkaitan dengan peringatan hari Air Sedunia tersebut Kantor Lingkungan Hidup dan Dinas Kebersihan Kota Tebing Tinggi melaksanakan serangkaian kegiatan pelepasan 3000 ekor bibit ikan nila dan gurami di tiga sungai yang ada di Tebing Tinggi yakni Sungai Padang, Bahilang dan Sibarau yang dilakukan Kepala KLH Tebing Tinggi Ir. Leo Loupolisa Msi dan Kepala Dinas Kebersihan Syaiful Fachri.SP.Msi bersama para stafnya.
Kepala KLH menjelaskan pelepasan bibit-bibit ikan sumbangan Dinas Pertanian tersebut dimaksudkan sebagai suatu peringatan bagi kita semua bahwa betapa pentingnya menjaga kelestarian lingkungan hdup dan termasuk didalamnya menjaga kondisi air agar tidak tercemar oleh limbah-limbah yang bisa mebahayakan makluk lain seperti ikan misalnya yang habitatnya didalam air, dan itu juga makhluk Tuhan perlu mendapatkan perhatian seperti halnya manusia.
Kita di Tebing Tinggi sepantasnya bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, punya lima buah sungai yang melintasinya dan itu adalah merupakan salah satu sumber kehidupan manusia, dari air sungai padang kita olah menjadi air bersih melalui PDAM Tirta Bulian selanjutnya dikonsumsi oleh Warga Tebing Tinggi untuk keperluan sehari-hari termasuk air minum,betapa pentingnya kita terus berupaya menjaga air sungai-sungai tersebut jangan sampai tercemar oleh berbagai limbah yang disebakan oleh ulah-ulah manusia.
Untuk itulah Kata Leo Loupolisa, Kantor KLH dengan berbagai programnya melakukan gebrakan-gebrakan berupaya mengatasi pencemaran lingkungan baik yang disebabkan oleh pencemaran udara maupun limbah-limbah yang merupakan sisa hasil produksi beberapa pabrik yang berada di kawasan Tebing Tinggi baik dikelola oleh swasta dan BUMN, dan salah satu upaya kami sudah melakukan pemberian penjelasan dan sosialisasi secara langsung ke pabrik-pabrik, bahkan kami juga telah memberikan peringatan baik secara lisan maupun tertulis kepada beberapa perusahaan agar menyediakan tempat pengolahan limbahnya,tidak membuangnya begitu saja ke dalam sungai.
Limbah yang berbahaya tidak saja dihasilkan oleh pabrik-pabrik juga termasuk yang dikeluarkan manusia, dan kita saat ini sedang pula mempersiapkan satu Perda untuk mewajibkan semua rumah-rumah harus memiliki septitank, tidak seperti yang terjadi selama ini umumnya rumah warga yang berada di perkotaan membuang limbahnya langsung saja ke Sungai Bahilang,hal semacam ini tidak bisa dibiarkan begitu saja hingga berlarut-larut.
Secara umum tentang penaggulangan dan kewajiban-kewajiban untuk tetap menjaga lingkungan hidup ini sudah diatur diberbagai peraturan dan undang-undang bahkan sanksi bagi pelanggarannya sudah jelas tertera, persoalannya kami akui sosialisasinya sangat terbatas baru pada tingkat pengusaha-pengusaha besar, belum sampai pada tahapan masyarakat umum,namun setidaknya upaya yang kami lakukan sebagian sudah pula menyentuh masyarakat umum, ujar Leo.
Menjaga kelestarian Lingkungan Hidup banyak aspek yang dikelola secara baik,apakah itu Udara,Air, Tanaman, limbah, sampah dan sebagainya semuanya satu dengan lainnya saling punya keterkaitan, khususnya dalam pengelolaan kelestarian air yang menjadi salah satu kebutuhan pokok mahkluk hidup, apa jadinya Kota Tebing Tinggi terus menerus dipadati oleh Pembangunan tampa memperhatikan Ruang Tanaman Hijau atau daerah resapan air.
Apa jadinya apabila permukaan bumi tampa sejengkalpun terbuka,hanya ditutupi oleh aspal atau conblok atau bangunan perumahaan, bukankah air berada dibawah permukaan bumi ini akan tercemar segala macam produk yang berada diatas permukaannya, hal semacam ini tentunya yang sama sekali kita tidak inginkan, coba bayangkan saat ini daerah aliran sungai (das) pun tidak lagi ditumbuhi oleh pepohonan melainkan sudah dibatasi oleh tembok-tembok batu.
Dari apa yang dilakukan Kantor LH Tebing Tinggi yang dimotori oleh Leo Loupolisa sudah selayaknya mendapatkan dukungan dari semua pihak terutama instansi terkait, sebelum segala sesuatunya menjadi terlambat, dan apabila diperlukan dipersiapkan pula payung-payung hukumnya untuk melakukan berbagai kegiatan yang dilaksanakan Kantor LH, setidak sebagai langkah awal KP 2 T sebagai kantor yang mengeluarkan berbagai ijin dapat pula melakukan koordinasi dengan Kantor LH, tentang kewajiban memperhatikan Lingkungan Hidup, karena dalam pengeluaran jenis ijin apapun pasti punya keterkaitan dengan masalah lingkungan hidup.
Mengambil contoh tentang ijin usaha, sudah layak pula memperhatikan sampah-sampah, IMB bukankah sudah ada kewajiban untuk penyediaan lahan untuk RTH bahkan persentasenya sudah diatur dari luas bangunan dan kewajiban seseorang didalam mendirikan bangunan disediakan pula tanaman pohon untuk penghijauan, jika hal semacam ini dapat dilakukan setidaknya kita sudah dapat sedikit mengatasi harapan-harapan untuk menjaga kesalamatan manusia dan alam ini.
Jika kita boleh mengutip sebaris syair lagu Ebiet.G.Ade ” rumput yang bergoyangpun enggan memberi jabatan ” karena ulah manusia tidak saja terhadap sesama manusia melainkan kepada alam ini, sungguh memiris hati ini, untuk merubah semua itu diperlukan sikap dan kemauan untuk merubahnya dari kebiasaan yang belum tentu baik, tetapi yang baik perlu untuk dibiasakan. KLH Tebing Tinggi sudah memulai yang baik menjadi kebiasaan, tentunya Instansi lainnya membiasakan yang baik. Semoga.
Sebuah Jendela Untuk Melihat Dunia
Catatan : Muhammad Iqbal
Coba bayangkan suatu Minggu pagi yang cerah. Matahari bersinar lembut. Udara terasa sejuk. Di kejauhan terdengar burung-burung berkicau riang. Anda tengah merasakan indahnya hari ini. Sambil bersiul-siul kecil Anda membuka pintu rumah Anda. Tampak sebuah kotak berwarna coklat di depan pagar. Ternyata pagi itu Anda mendapat bingkisan. Pengirimnya pun tertera jelas di situ: tetangga sebelah rumah. Ada apa? Dengan tergesa-gesa Anda membuka kotak itu. Ternyata isinya sangat mengejutkan Anda: setumpuk kotoran sapi!
Bagaimana perasaan Anda? Anda mungkin bingung, kesal, atau marah. ''Ini sudah keterlaluan!'' pikir Anda. ''Tetangga sebelah itu memang harus diberi pelajaran!'' Lantas apa yang akan Anda lakukan? Anda mungkin langsung melabraknya. Atau paling tidak mempersiapkan ''serangan'' balasan. Nah, kalau Anda jadi melaksanakan niat tersebut, bagaimana respon tetangga Anda? Bisa dibayangkan ''perang'' yang terjadi pada hari berikutnya dapat lebih seru dari perang AS melawan Taliban tempo hari.
Namun Beno, seorang kawan yang mengalami hal ini ternyata memberikan respon yang berbeda. Ia memang terkejut melihat kotoran sapi itu. Tapi kemudian ia berpikir, ''Betapa baiknya tetanggaku ini. Ia benar-benar memperhatikan pekaranganku. Ia tahu persis bahwa rumput dan tanamanku tidak terlalu subur. Karena itu ia menyediakan pupuk untukku. Luar biasa, aku harus ke rumahnya sekedar menyampaikan rasa terima kasihku!''
Pelajaran menarik apa yang dapat diambil dari cerita sederhana tadi? Ternyata kita tidak melihat dunia ini sebagaimana adanya, tetapi sesuai dengan keadaan kita sendiri. We see the world as we are, not as it is. Dengan demikian sebuah peristiwa yang sama dapat dipersepsikan secara berbeda tergantung darimana Anda melihatnya. Bagi kita kotoran sapi dipersepsikan sebagai penghinaan dan ajakan ''berperang.'' Karena itu kita marah dan mempersiapkan serangan balasan.
Sementara Beno menganggap kotoran sapi sebagai hadiah dan bukti perhatian tetangganya. Ia justru berterima kasih. Jadi dimana letak masalahnya? Pada kotoran sapi atau pada cara kita memandang kotoran sapi tersebut? Jelaslah bahwa ''cara kita memandang suatu masalah adalah masalah itu sendiri.''
Dalam bahasa sehari-hari cara kita memandang ini sering disebut dengan berbagai istilah seperti persepsi, asumsi, wawasan, keyakinan, pemikiran, prasangka, prejudis, dan sebagainya. Semua istilah ini terangkum dalam kata paradigma. Paradigma adalah jendela untuk melihat dunia. Saya berani mengatakan bahwa paradigma ini merupakan milik Anda yang terpenting. Mengapa? Karena semua tindakan Anda, apapun tanpa terkecuali, pasti didasari oleh suatu paradigma!
Sekali lagi, coba Anda renungkan baik-baik. Semua tindakan Anda dalam hidup dasarnya adalah paradigma. Bagaimana kita melihat suatu masalah akan menentukan apa yang akan kita lakukan. Apa yang kita lakukan akan menentukan apa yang kita dapatkan. Jadi kalau Anda tidak puas dengan apa yang Anda dapatkan sekarang, Anda harus mengubah perilaku Anda. Namun Anda tak akan dapat mengubah perilaku Anda sebelum membongkar paradigma Anda.
Sebuah bank pernah menerima banyak keluhan nasabah mengenai kurang ramahnya para petugas garda depan. Manajemen kemudian langsung mengirimkan para petugas ini ke pelatihan Service with Smile. Setelah mengikuti pelatihan para petugas ini berusaha untuk melayani pelanggan dengan senyuman. Tapi itu hanya dua minggu pertama. Minggu ketiga kondisinya kembali seperti semula. Memang di pagi hari para petugas masih ramah dan tersenyum. Tapi lewat tengah hari, karena sudah letih, mereka kembali memasang muka angker.
Dimana letak persoalannya? Persoalannya adalah karena pelatihan tersebut hanya mengubah perilaku orang, bukan paradigmanya. Para petugas memang bisa tersenyum, tapi mereka masih melihat nasabah sebagai ''beban,'' sebagai ''pekerjaan,'', dan bukannya sebagai ''rezeki.'' Karena paradigma mereka belum berubah, maka perubahan perilaku yang terjadi hanya bersifat semu.
Akar semua persoalan yang kita hadapi adalah paradigma. Para pejabat banyak yang korupsi karena mereka MELIHAT jabatan sebagai rezeki dan kesempatan, bukan sebagai amanah yang harus dipertanggungjawabkan. Megawati marah ketika dikritik karena MELIHAT kritik sebagai ancaman, bukannya bantuan. Orang-tua sering berselisih dengan anaknya karena mereka MENGANGGAP dirinya paling tahu mengenai apa yang terbaik, sedangkan anak MENGANGGAP orang tua ketinggalan jaman.
Kenapa penghasilan Anda pas-pasan saja? Ini juga karena Anda MENGANGGAP diri Anda terlalu rendah. Semua paradigma ini harus dibongkar terlebih dulu agar kita mendapatkan perubahan yang langgeng. Membongkar paradigma adalah langkah pertama dan terpenting dalam kepemimpinan. Pakar kepemimpinan Stephen Covey pernah mengatakan: ''Kalau Anda menginginkan perubahan yang kecil dalam hidup garaplah perilaku Anda, tapi bila Anda menginginkan perubahan-perubahan yang besar dan mendasar, garaplah paradigma Anda!''.***
Penulis adalah mahasiswa Universitas Al-Azhar Mesir
JIKA TEKNOLOGI “DISELINGKUHI”
Oleh : MASPURI ANDEWI, S.Kom
Di dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak dapat lepas dari yang namanya teknologi. mulai dari dapur, kamar tidur, kantor bahkan tempat-tempat fasilitas umum. Teknologi tercipta dan diciptakan untuk membantu manusia dalam beraktifitas agar menjadi lebih mudah. Namun, walaupun tujuan akhir diciptakannya teknologi adalah untuk itu masih ada individu yang mampu menggunakan teknologi itu secara “maksimal” dan sesuai fungsinya. Contohnya, pisau diciptakan sebagai alat potong. dengan pisau dapat mengupas bawang, memotong sayur dan membersihkan ikan.
Namun jika pisau dijadikan sebagai alat untuk “menusuk” perut orang lain yang akhirnya membuat orang tersebut tewas tentu dapat dikatakan telah terjadi “perselingkuhan” terhadap fungsi pisau tersebut. Yang akhirnya, teknologi yang diciptakan oleh manusia sendiri telah menimbulkan kerugian pada manusia yang lain.
Akhir-akhir ini dapat didengar dan dilihat berita di media cetak maupun elektronikl tentang penyalahgunaan salah satu teknologi informasi dan komunikasi. Dan ini berkaitan dengan teknologi internet. Dimana telah terjadi “pelacuran” terselubung oleh beberapa oknum yang melibatkan para pelajar di daerah jawa. Itu yang telah “tercium” oleh pihak kepolisian. . Mungkin sebagian orangtua ada bertanya mengapa hal demikian sampai terjadi Jawabannya “Teknologi telah diselingkuhi”. Jika saja teknologi yang ada saat ini digunakan sesuai dengan fungsinya dan para pengguna “bijak” untuk memanfaatkannya maka tidak akan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
Sebagai seorang yang berkecimpung di dunia pendidikan, penulis prihatin dengan kejadian tersebut. Dan dapat dikatakan sedikit khawatir, apakah sudah tepat pelajaran tentang internet diajarkan pada siswa di bawah umur 17 tahun Karena pada suatu obrolan dengan seorang teman, bahwa di sekolah tempat penulis bekerja telah diajarkan pada siswa bagaimana cara menggunakan internet. Teman tersebut terkejut, “Apakah itu tidak terlalu cepat untuk diajarkan dan tidak berbahaya diajarkan pada siswa dibawah umur 17 tahun ?”..
Sebenarnya tidak ada yang perlu dikhawatirkan dalam penggunaan internet asalkan semua pada porsinya dan tidak ada “perselingkuhan” dalam penggunaannya. Sebagai seorang pendidik, selalu mengingatkan para siswa di tempat bekerja agar menggunakan ilmu diajarkan sesuai dengan yang dipelajari . Karena teknologi informasi khususnya internet ibarat dua mata pedang yang tajam. Jika salah mengarahkannya maka akan terkenalah apa saja yang ada di sekitarnya.
Gunakan teknologi dengan bijak, untuk hal-hal yang baik dan bermanfaat bagi orang banyak. Para orangtua yang mengetahui buah hatinya suka dengan teknologi internet hendaknya tetap memantau penggunaannya. Apakah pemakaian teknologi tersebut mempengaruhi pergaulannya menjadi lebih baik, prestasi sekolah meningkat atau sebaliknya Marilah kita bersama-sama menggunakan teknologi yang ada secara bijak dan tepat agar manfaatnya dapat lebih kita rasakan serta membawa kebaikan dalam kehidupan kita sehari-hari.
BERPIKIR POSITIF
Oleh : Purnawanto
Kisah Katak Kecil
Pada suatu hari, sekumpulan katak-katak kecil melakukan perlombaan. Tujuannya adalah sebuah puncak menara yang sangat tinggi. Penontonpun berkumpul mengelilingi menara untuk menyaksikan pertandingan tersebut. Ada yang memberi semangat, dan adapula yang pesimis terhadap kemampuan katak-katak kecil tersebut. Namun secara jujur, sebagian besar penonton tak yakin bahwa katak-katak kecil tersebut akan bisa berhasil mencapai puncak menara Ada yang berkata:”Wah jalannya terlalu susah… lambat sekali”. “Mereka tak akan sampai puncak”. “Aah… menaranya terlalu tinggi, tak mungkin mereka bisa menaiki menara itu”, dan sebagainya.
Katak-katak itupun mulai berjatuhan satu persatu, kecuali mereka yang mempunyai semangat tinggi. Penonton terus bersorak, namun kebanyakan memberi sorakan yang tak yakin; “wooii… takkan berhasil, terlalu tinggi, sudahlah turun saja”. Dan semakin banyak lagi katak kecil yang menyerah. Tetapi ada satu katak tetap melangkah semakin tinggi dan terus tinggi tak kenal menyerah.
Akhirnya semua katak menyerah kalah kecuali seekor katak kecil menjadi satu-satunya yang berhasil mencapai puncak. Semua katak kecil ingin mengetahui apa rahasianya sehingga berhasil mencapai puncak menara. Seekor peserta bertanya bagaimana caranya wahai Saudaraku Anda yang berhasil mencapai puncak menara?
(Menurut Anda, apakah kelebihan yang dimiliki oleh katak kecil sang juara tersebut? Keyakinan? Keuletan? Semangat baja? Atau ilmu meringankan tubuh?). Namun sang juara tidak menjawab,…. ternyata ia TULI.
Makna Berpikir Positif.
Berpikir positif sering juga disebut dengan optimisme.merupakan sikap selalu mempunyai harapan baik dalam segala hal serta kecenderungan untuk mengharapkan hasil yang menyenangkan. Jadi berpikir positif (optimisme) lebih merupakan paradigma atau cara berpikir. Keyakinan adalah kunci utama untuk selalu berpikiran positif. Dengan berpikiran positif maka akan dapat membangun rasa percaya diri kita.
Dalam buku The Secret diungkapkan bahwa pikiran positif menjadi dasar utama dalam mencapai kesuksesan. Bahkan orang yang sakit pun akan sembuh hanya dengan berpikir positif. Berpikir positif juga menjadi kunci sukses untuk mengelola stres. Optimisme akan membuat seseorang menghadapi situasi tidak menyenangkan dengan cara positif dan produktif.
Sebagai manusia lemah, kita cenderung berpikir negatif. gampang menyebut hal negatif yang melekat pada seseorang. Namun disisi lain sulit menyebut hal positif dari seseorang tersebut. Jika dibuat tabulasi, maka daftar hal-hal yang negatif itu lebih panjang daripada yang positif. Berpikir positif berarti menggunakan cara pandang yang positif. Misalnya, belajar dari pengalaman. Hikmah apa yang bisa diambil dari pengalaman itu. Dengan berpikir positif, kita tidak lagi terpaku pada kekuatiran, kesedihan, kedukaan atau bahkan kehancuran. Tetapi dapat melihat hal-hal yang lebih berarti, yaitu pelajaran hidup yang dapat mengembangkan atau mengubah kehidupan kita.
Manfaat Berpikir Positif
Berpikir positif memiliki dampak dan pengaruh besar dalam kehidupan seseorang. Saat mulai berpikir positif, kekuatan besar datang mengimbangi cara berpikir untuk tetap melakukan hal-hal baik dengan cara yang baik. Dengan berpikir positif, kita akan terhindar dari dampak kehidupan buruk.
Para ilmuwan telah membuat kesimpulan atas riset selama puluhan tahun tentang manfaat berpikir positif bagi kesehatan. Hasil riset menunjukkan bahwa seorang optimis lebih sehat dan lebih panjang umur dibanding orang lain apalagi dengan orang pesimis. Para peneliti juga memperhatikan bahwa orang yang optimistis lebih sanggup menghadapi stres dan kecil kemungkinannya mengalami depresi.Beberapa manfaat bersikap optimis dan sering berpikir positif, lebih panjang umur, jarang mengalami depresi, tingkat stres lebih kecil, memiliki daya tahan tubuh lebih baik terhadap penyakit baik secara fisik dan mental, mengurangi risiko terkena penyakit jantung, dan mampu mengatasi kesulitan dan menghadapi stres
Cara Bersikap Optimistis
Jika sering berpikir negatif terhadap orang lain ataupun situasi yang berat, bukan berarti tidak dapat berpikir positif. mengubah cara berpikir negatif menjadi positif. Tidaklah sulit untuk melakukannya, namun membutuhkan waktu dan latihan untuk membuat kebiasaan baru ini. Beberapa cara untuk lebih optimistis dan memiliki pikiran dan sikap yang positif;
Periksa diri ketika berpikir bahwa tidak akan bisa menikmati suatu peristiwa buruk atau tidak akan sukses melakukan suatu tugas, segera singkirkan pikiran itu. Berfokuslah pada hal positif yang akan dihasilkan. Lakukan pemeriksaan secara berulang. Jika pikiran negatif lebih banyak, maka segera alihkan dengan pikiran positif.
Ikuti gaya hidup sehat. Berolahraga tiga kali sehari dapat mengubah suasana hati menjadi positif dan mengurangi stres. Pola makan yang sehat juga mempengaruhi pikiran dan tubuh. Serta cobalah mengelola stres.
Nikmati pekerjaan. Berupayalah menikmati pekerjaan, carilah aspek-aspek yang menyenangkan. Cari teman yang memandang kehidupan dengan positif. Orang-orang demikian adalah yang optimis dan selalu mendukung dengan memberi saran yang baik. Sebaliknya jika dikelilingi oleh orang-orang pesimis, akan meningkatkan stres bahkan membuat ragu untuk mengelola stres dengan cara yang sehat. Orang-orang bijak menyatakan bahwa sahabat yang baik laksana elang, ia akan membawa terbang menggapai mimpi-mimpimu. Sahabat yang buruk seperti asap, ia akan memedihkan mata dan menyesakkan dadamu.
Miliki rasa humor. obalah untuk tersenyum dan tertawa khususnya saat menghadapi saat yang sangat sulit. Carilah kejadian yang mengundang tawa dalam kegiatan sehari-hari. rasa humor yang baik membantu seseorang memiliki pikiran, emosi, dan perilaku yang lebih positif.
.
Mengembangkan Cara Berpikir Positif
Semakin menyadari sekarang bahwa jika berpikir positif dan berhenti merasa khawatir apa saja yang dilakukan adalah sesuatu yang penting dalam meraih suatu kerberhasilan, baik untuk menjadi pemimpin atau saat memimpin. Oleh karena itu, latihlah diri untuk terus berpikir positif.
Ada beberapa tips untuk mengembangkan cara berpikir positif selalu gunakan kata-kata yang positif saa berpikir dan berbicara. Gunakan kata-kata seperti "Allah pasti memampukanku", "Dengan pertolongan Allah, aku pasti bisa melakukannya", biarkan pikiran dipenuhi dengan kebahagiaan, kekuatan, dan keberhasilan. Apa pun situasi yang dihadapi, carilah dan isilah pikiran dengan sisi positif dari situasi tersebut.
Dalam segala sesuatu, sisi positif dan negatif selalu ada. Seburuk apa pun situasi yang dialami, pasti ada sisi positif yang terkandung dalam situasi itu. Mungkin sulit untuk melihatnya dari apa yang dialami, tapi lihatlah lebih dalam, sisi positif itu pasti ada, cobalah untuk menghilangkan dan mengabaikan pikiran yang negatif. Gantikan pikiran yang negatif dengan pikiran-pikiran yang membangun. "saya tidak bisa melakukan hal ini" dengan "saya bisa melakukan hal ini lebih baik setiap saat saya memohon penyertaan Tuhan dan mencoba melakukannya",
Sebelum melakukan sesuatu, jangan bayangkan sebuah kegagalan, tapi bayangkanlah keberhasilan yang akan didapat setelah melakukan sesuatu hal tersebut. Jika membayangkannya dengan sungguh-sungguh dan penuh iman, akan terheran-heran dengan apa yang terjadi nantinya, cobalah untuk tidak memikirkan sesuatu secara berlebihan. Sering kali kita terjebak untuk terlalu banyak berpikir dan menghabiskan banyak waktu untuk menimbang-nimbang atau memikirkan apa yang orang lain mungkin pikirkan tentang diri kita.
Hal itu akan membuat tidak bisa mengeluarkan kemampuan terbaik, penuhi pikiran dengan talenta-talenta anugerah Tuhan yang dimiliki. Jangan biarkan pikiran dipenuhi dengan kelemahan-kelemahan yang mungkin dimiliki. Dengan memikirkan setiap talenta yang dimiliki, nantinya akan semakin mengenali kemampuan yang membedakan dengan orang lain. Jadikan cara berpikir demikian itu sebagai topi. Jangan pakai "topi pikiran negatif", bergaullah dengan orang-orang yang berpikir positif.
Pikiran yang positif itu seperti penyakit menular. Jika berada di dekat orang-orang yang pikirannya dipenuhi kebahagiaan dan keoptimisan, akan secara otomatis mempengaruhi cara berpikir mereka yang positif, bacalah buku-buku yang membangkitkan inspirasi, setidaknya satu halaman setiap harinya. Buku-buku inspiratif seperti itu akan membantu An untuk dapat berpikir positif, biasakan untuk selalu duduk dan berjalan dengan punggung tegak. Kebiasaan seperti itu akan membantu meningkatkan rasa percaya diri dan kekuatan y dalam diri , berjalan, berenang, atau berolahragalah. Hal-hal tersebut membantu untuk mengembangkan pikiran dan sikap lebih positif.
Putuskan untuk berpikir positif mulai sekarang dan tinggalkan pikiran-pikiran yang negatif. Tidak ada kata terlambat untuk mulai berpikir positif dan akan segera mengalami hal-hal yang lebih baik dari pada sebelumnya. Jadi, dengan berpikir positif dan senyum, hati menjadi tenang, pikiran menjadi jernih, saraf tidak tegang, dan bekerja akan menjadi lebih lagi. Mari kita mulai hari-hari dengan berpikir positif dan senyum serta syukur.
Penulis adalah guru SMP Negeri 2 Tebing Tinggi Daftar Pustaka
1. Williams, Aurelia. Dump the Junk & Think Positively!, dalam http://momsnichearticles.com/Articles/article_details.php?sbiz_id=49
2. Sasson, Remez. Positive Thinking Your Key to Success, dalam http://www.successconsciousness.com/index_00003a.htm
3. Internet Resource.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar